Selasa, 13 Januari 2015

Percy Jackson & The Olmypians : Balutan Modern Mitologi Yunani

Fantastis dan cerdas. Itulah 2 kata yang dapat menggambarkan buku Percy Jackson & The Olmypians karangan Rick Riordan. Seri pentalogi Percy Jackson & The Olmypians ini akan mengajak kita menjalejahi jejak-jejak mitologi yunani di era modern.



Cerita berawal dari seorang bocah 12 tahun bernama percy jackson yang ternyata merupakan half-blood (keturunan setengah dewa), yang tidak lain adalah putra Poseidon (dewa penguasa laut). Hal tersebut tentunya mengakibatkan hidup normal Percy berubah total. Namun setidaknya percy tidak sendirian ada Annabeth dan ratusan para half-blood lainnya di kamp pahlawan yang bersama berlatih guna membela diri dari serangan monster-monster kuno yunani yang ingin menjadikan half-blood sebagai santapan mereka.

Tak cukup fakta mengejutkan bahwa Percy adalah half-blood. Ternyata ada fakta yang kembali menguncang bocah 12 tahun itu. Yakni tentang sebuah ramalan bahwa akan ada seorang anak half-blood dari salah satu 3 dewa besar yakni Zeus, Hedes dan Poseidon yang nantinya akan menjadi penghancur atau pahlawan olimpus. Lalu apakah Percy adalah anak yang dimaksud? Jika iya apakah ia akan menghancurkan dinggasana para dewa? Bagaimana reaksi para dewa terhadap keberadaan percy? buku ini akan menjawab semuanya bahkan lebih dari itu.

Buku ini juga akan mengisahkan berbagai mitos seputar mitologi yunani yang disuguhkan secara apik, liar, dan berani oleh Rick Riordan. Alih-alih mengupas sosok dan peranan para dewa-dewi dengan kuno, Rick Riordan justru mengupasnya dengan sentuhan futurastic. Hal tersebut tentu menjadi jalan pendidikan sejarah bagi kaula muda yang pada umumya memiliki less interest terhadap mapel tersebut dengan cara fresh dan uptodate.

Sungguh sebuah perpaduan antara sejarah dan fantasi yang amat memukau. Tunggu apa lagi? harus baca!

Sabtu, 29 November 2014

Gegap Gempita OIC 2014

Tak terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. perjalanan panjang tim MAN IC Serpong dalam meiti jembatan prestasi di ajang Olimpiade Indonesia Cerdas telah mencapai klimaks. Tim MAN IC Serpong telah menyisihkan sekitar 12 SMA/MA/SMAN dari sejak babak penyisihan pertama hingga keempat, babak semifinal dan babak grandfinal. Sungguh sepak terjang dan perjuangan yang tak gampang dan juga panjang. Namun Alhamdullilah semua dapat terlewati.

Gilang Al-Gifari, Hikam Fahri, Rahadian Irsyad, Alvin Haidar dan M. Imam Adi Wicaksono telah meniti jalan dakwah sains yang baik yang bisa menjadi contoh bagi para pelajar muslim di seantero nusantara. Semoga ini menjadi awal kebaikan baik bagi para pejuang tim MAN IC Serpong, segenap supporter, guru dan wali murid serta seluruh masyarakat Indonesia. Amin Ya Robbal Alamin. 

Tercatat tanggal 28 November tim MAN IC Serpong akhirnya berhasil meraih juara 1 dalam ajang bergengsi Olimpiade Indonesia Cerdas (OIC) yang disiarkan oleh Rajawali Televisi (RTV), mengalahkan finalis lainnya, SMAN 1 Depok dan SMAN 28 Jakarta. "Kalian adalah “marketing Insan Cendekia” dan -meminjam istilah Ira Koesno- etalase pendidikan nasional" Tutur Pak Awai,wakil kepala madrasah bidang kesiswaan MAN IC Serpong. 

Semua ini tentu tak terlepas dari segala support orang tua wali, kakak alumni, guru, karyawan dan do'a-do'a seluruh jajaran IC Serpong 
Beri komentar:bum cas bum bum cas, bum cas bum bum cas,…kereeeen
Beri salut : saaalut… salut ….salut….saluuuuuuuuut :)


sumber : status facebook (Pak) Away Akramann

Minggu, 23 November 2014

Sadurengas, Penari Cilik yang Lincah


Sadurengas. Nama yang tak asing lagi bukan? Ya, terlebih lagi bagi para penikmat ajang bergengsi IMB (Indonesia Mencari Bakat) yang di-on air-kan di seluruh Indonesia. 5 penari belia yakni, Rizki Amalia, Windy Fatika Ramadanti, Kalya Nabila Trianda, Elsya Riswana dan Syarifa Abu Roja berkesempatan mejadi duta kalimantan timur nuntuk menunjukkan bakat tarinya di acara bergengsi tersebut.
foto :http://sadurengas.heck.in/files/10577052-4661072581362-62.jpg

                Semua bermula dari audisi pertama di gudeg city. Di kota Yogyakarta inilah 5 penari cilik diiringi pendamping mereka, Rudi, mengundi nasib dengan menununjukan bakat tari. Pengorbanan mereka merantau 6 jam lamanya dari kampung halaman,paser, pun tidak sia-sia. Dari jutaan peserta yang diadisi Sadurengas pun berkesempatan untuk melanjutkan perjuangan mereka ke audisi selanjutnya setelah mengantongi 3 lampu hijau dari 4 juri.
                Menghadapi babak penyisihan di jakarta, persiapan pun dilakukan terhadap kelima penari. Tanpa kenal lelah, siang dan malam mereka terus berlatih dengan tari garapan baru. Tari garapan baru karya koreografer Rudy Nuriansyah didampingi asisten koreografer Melki JE Neolaka itu berjudul tari “Purun”.
Tari Purun menceritakan tentang fungsi tanaman purun yang biasa dijadikan sebagai bahan pembuat tikar untuk digunakan sebagai alas duduk dan sebagainya yang diolah sedemikian rupa menjadi tarian dan kostum yang apik dan artistik.
                Taggal 22 Juni 2014, Hari audisi penyisihan babak 2 pun tiba. Para pemenang audisi dari enam kota dan satu peserta pemenang audisi online yang jumlahnya ada sebanyak 60 peserta kembali unjuk gigi di depan dewan juri untuk selanjutnya dipilih menjadi 30 peserta.
Berbekal tekad untuk menampilkan yang terbaik demi Bumi Daya Taka Paser tercinta yang menjadi semangat seluruh tim, akhirnya tim tari Yayasan Sadurengas dinyatakan berhasil lolos ke babak selanjutnya. Meski baru bisa tampil sekitar pukul 04.00 dini hari waktu setempat, namun penampilan tim tari Sadurengas mampu membuat para juri, yaitu Titi Raja Bintang, Adi MS, Nirina Zubir, Rido Rhoma dan Deddy Cobuzier terpukau
                Keberhasilan mreka pun membuat mereka berhak tampil dalam babak final pada tanggal 23 Agustus 2014. Namun sayang ddi babak tersebut langkah Sadurengas guna beradu bakat dengan peserta lainnya harus berhenti. Meski mereka gagal mencapai puncak, mungkin awal kegaalan ini malah akan menjadi awal keberhasilan mereka kelak. Amin.., dan itulah secuil kisah dari Sadurengas.
Sumber : kaltim post online