Senin, 27 Oktober 2014

Menelaah Fragmen Sejarah Emoticon



Emoicon. Kata yang  tidak asing bukan? Tapi kalau di tambah embel-embel 2 kata dan menjadi “Asal-usul emoticon.” Hmmm.., pasti yang satu ini mampu mengundang rasa penasaran. So,let’s cekidot.

Siapa sangka bahwa semuanya berawal dari misscomunnication?  Tapi itulah situasi yang mengawali  tercetusnya  ide kreatif Scott Fahlman, seorang ilmuwan komputer asal Amerika sekaligus penemu emoticon. Misscommunication ini bermula dari sebuah buletin online atau news group yang lebih dikenal dengan sebutan millis di Universitas Carnegie Mellon,  lembaga pendidikan Scoot bernaung.  Di milis inilah para dosen, mahasiswa dan pekerja  bebas menulis apa saja, mulai dari bertukar informasi sampai sekedar mengocok perut dengan betukar kelakar. 


Namun, bahasa tulisan di millis memiliki kekurangan. Berbanding terbalik dengan bahasa lisan, bahasa tulisan tidak dapat menunjukan ekspresi penulis sehingga terjadilah kesalahpahaman, tulisan yang semesetinya merupakan Informasi malah dianggap lelucon, dan sebuah lelucon malah dianggap informasi. Otomatis, ini membuat hubungan antara pengguna milis memanas sehingga mereka berbalas pesan dalam waktu yang lama dan anggota yang lain pun merasa bosan.

                Scoot yang mendengar permasalahan tersebut, akhirnya berinisiatif  untuk membuat simbol emosi dan akhirnya *jeng jeng* tercetuslah emoticon yang terdiri dari 3 rangkaian tanda baca. Penemuan ini pun segera Scoot umumkan di kampus dalam bentuk e-mail :
I propose that the following character sequence for joke markers:
: -)
Read it sideways.  Actually, it is probably more economical to markthings that are NOT jokes, given current trends.  For this, use
: -(
Hasilnya? Para mahasiswa menyambut hangat ide kreatif Scoot tersebut.

                Selang beberapa tahun kemudian Scoot berusaha mencari data pengumuman tersebut, namun nihil. Pada tahun 2001, Scoot bekerja sama dengan Jeff Baird guna mencari data tersebut, bermodal alat dari Microsoft yang mampu membaca tape data selama setahun,  mereka pun berhasil menemukan e-mail yang sempat hilang tersebut, e-mail itu dikirim pada 19 September 1982, dan sejak saat itulah, tanggal pengiriman e-mail tersebut dijadikan hari lahirnya Emoticon.

                Walaupun karya Scoot ini telah dimodifikasi oleh sejumlah perusahaan teknologi hingga bermunculan berbagai emoticon seperi kaomoji, line, dan trendmark lainnya, ternyata Scoot tidak menerima sepeser uang pun . “Kalau orang mengeluarkan uang, tak akan ada yang menggunakan. Anggap saja ini hadiah kecil dari saya untuk dunia,” tutur Fehlman, seperti dikutip dari USA Today. Wuih, inilah ibrah yang patut kita ambil dari asal-usul emoticon, ikhlas berkarya untuk dunia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar